TUGAS 2
Dalam proses manajemen, yang menjadi titik awalnya
adalah perencanaan. Jadi perencanaan sebagai awal kita melakukan proses
manajemen sebelum kita melakukan pengorganisasian, pengarahan, dan
pengontrolan.
Menurut George R. Terry perencanaan adalah: “planning
is the selecting and relating of fact and the making and using of assumption
regarding the future in the visualization and formulating of proposed
activities believed necessary to achieve desired result”.
Dalam pengertian tersebut bisa kita simpulkan antara
lain:
- Perencanaan merupakan kegiatan yang harus didasarkan pada fakta, data dan keterangan kongkret.
- Perencanaan merupakan suatu pekerjaan mental yang memerlukan pemikiran, imajinasi dan kesanggupan melihat ke masa yang akan datang.
- Perencanaan mengenai masa yang akan datang dan menyangkut tindakan-tindakan apa yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang mengganggu kelancaran usaha.
Pada intinya perencanaan dibuat sebagai upaya untuk
merumuskan apa yang sesungguhnya ingin dicapai oleh sebuah organisasi atau perusahaan
serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui
serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu.
Empat Tahap Dasar Perencanaan
Semua kegiatan perencanaan
pada dasarnya melalui 4 tahapan berikut ini.
Ø
Tahap 1 : Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan.
Perencanaan dimulai dengankeputusan-keputusan tentang keinginan atau kebutuhan organisasi atau
kelompok kerja.Tanpa rumusan tujuan yang jelas, organisasi akan
menggunakan sumber daya sumberdayanya secara tidak efektif.
Ø
Tahap 2 : Merumuskan keadaan saat ini.
Pemahaman akan posisi
perusahaansekarang dari tujuan yang hendak di capai atau sumber daya-sumber
daya yang tersediauntuk pencapaian tujuan adalah sangat penting, karena tujuan
dan rencana menyangkutwaktu yang akan datang. Hanya setelah keadaan perusahaan
saat ini dianalisa, rencanadapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana
kegiatan lebih lanjut. Tahap kedua
inimemerlukan informasi-terutama keuangan dan data statistik yang didapat
melaluikomunikasi dalam organisasi.
Ø
Tahap 3 : Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan.
Segala kekuatan dankelemahan
serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasikan untuk mengukurkemampuan
organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor
lingkungan intren dan ekstern yang dapat membantu organisasi mencapai
tujuannya,atau yang mungkin menimbulkan masalah. Walau pun sulit dilakukan,
antisipasi keadaan,masalah, dan kesempatan serta ancaman yang mungkin terjadi
di waktu mendatang adalahbagian esensi dari proses perencanaan.
Ø
Tahap 4 : Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk pencapaian
tujuan
Tahap terakhir dalam proses
perncanaan meliputi pengembangaan berbagaialternatif kegiatan untuk pencapaian
tujuan, penilaian alternatif-alternatif tersebut danpemilihan alternatif
terbaik (paling memuaskan) diantara berbagai alternatif yang ada.
Perencanaan
Operasional
Perencanaan
operasional diturunkan dari perencanaan taktis, mempunyai fokus yang lebih
sempit, jangka waktu yang lebih pendek (kurang dari 1 tahun) dan melibatkan
manajemen tingkat bawah.
Perencanaan
Strategis
Perencanaan
strategis merupakan rencana jangka panjang (lebih dari 5 tahun) untuk mencapai
tujuan strategis. Fokus perencanaan ini adalah organisasi secara keseluruhan.
Rencana strategis dapat dilihat sebagai rencana secara umum yang menggambarkan
alokasi sumberdaya, prioritas, dan langkah yang diperlukan untuk mencapai
tujuan strategis. Tujuan strategis biasanya ditetapkan oleh manajemen puncak.
Faktor Waktu
dan Perencanan
Perencanaan merupakan salah satu fungsi dari
manajemen atau pengelolaan termasuk pengelolaan komunikasi, baik ditinjau dari
segi proses, bentuk maupun komponen-komponen atau unsur-unsur.
Dari sudut proses, pengelolaan mencakup unsur-unsur
dalam manajemen, baik secara lengkap maupun secara sederhana. Secara lengkap
unsur-unsur tersebut terdiri dari penelitian pengembangan (litbang);
perencanaan; pengorganisasian; pelaksanaan/ pengkomunikasian;
monitoring/pengawasan; dan penilaian. Secara singkat unsur tersebut dikenal
dengan POAC (Planning Organizing, Actuating dan Controlling). Setiap unsur
harus mampu didefinisikan baik secara logis maupun akademis. Dari masing-masing
definisi setiap unsur/komponen tidak boleh tumpang tindih. Proses pengelolaan,
bisa berbentuk lingkaran (cycle) termasuk proses komunikasi.
Dari sudut objek, perencanaan memerlukan faktor-faktor
untuk pelaksanaannya, yaitu man, money, material, dan method untuk mencapai
tujuan.
Di samping
faktor proses dan objek juga harus diperhatikan komponen-komponen dalam proses
komunikasi, seperti komunikator, pesan, media, komunikan, efek, feed back,
tujuan, dan lingkungan yang turut mempengaruhinya.
Konsep Dasar Perencanaan terutama yang menyangkut
pengertian merupakan langkah yang strategis di dalam menguasai konsep-konsep
serta indikator-indikator dari perencanaan itu sendiri.
Perencanaan merupakan proses karya yang
berkesinambungan sampai pada tahap pelaksanaan dan bahkan sampai pada tahap
evaluasi. Seorang perencana selalu berusaha mengorganisasikan sumber-sumber
atau faktor-faktor, seperti orang, material, dana dalam proses pengerjaan suatu
kegiatan. Perencanaan juga merupakan langkah kedua dalam pengelolaan kegiatan
setelah mengidentifikasi masalah-masalah, baik dari hasil penelitian maupun
dari pengumpulan data yang sederhana.
Kurangnya berfikir strategis dan tidak mantapnya
perencanaan dalam kegiatan komunikasi akan menimbulkan kontroversi daripada
memecahkan masalah. Dalam perencanaan, sering berkaitan dengan istilah goal dan
objective di samping meliputi pendekatan-pendekatan dan strategi yang harus
diadakan.
Proses perencanaan melibatkan berbagai unsur di
antaranya menurut Harold Koontz adalah menentukan tujuan, menetapkan
premis-premis serta mencari dan menyelidiki berbagai kemungkinan rangkaian
tindakan yang diambil.
Dalam penilaian tiap-tiap kemungkinan yang diselidiki
berdasarkan pertimbangan untung rugi serta faktor-faktor yang akan mempengaruhi
dalam pengambilan keputusan. Harus disadari bahwa perencanaan banyak menghadapi
faktor-faktor yang tidak pasti dan berubah-ubah sehingga penilaian terhadap
kemungkinan tersebut sangat sulit untuk dilakukan.
Adapun unsur-unsur perencanaan adalah sebagai berikut:
- Tujuan.
- Policy.
- Prosedur.
- Progress (kemajuan).
- Program.
Fungsi dan manfaat perencanaan dalam dunia modern
semakin mendapat tempat yang paling penting karena di samping nilai manfaat
juga fungsinya pun semakin dirasakan. Manfaat dan fungsi perencanaan dapat
disimpulkan, sebagai berikut:
- Perencanaan itu penting karena di dalamnya memuat garis-garis tujuan baik yang berjangka panjang ataupun pendek serta digariskan pula apa saja yang harus dilakukan agar tercapai tujuan-tujuan tersebut.
- Perencanaan berfungsi sebagai petunjuk (guide) bagi semua anggota organisasi.
- Perencanaan merupakan proses yang terus-menerus.
- Perencanaan berfungsi sebagai alat pengendali.
- Perencanaan yang baik menjamin penggunaan sumber-sumber daya yang tersedia secara efektif dan efisien.
Faktor waktu mempunyai pengaruh sangat besar terhadap
perencanaan dalam tiga hal yaitu :
1.
Waktu sangat diperlukan untuk melaksanaakan perencanaan efektif
2.
Waktu sering di perlukan setiap langkah perencanaan tanpa informasi lengkap
tentang variabel-variabel dan alternatif-alternatif,karena waktu diperlukan
untuk mendapatkan data dan memperhitungkan semua kemungkinan.
3.
Jumlah waktu yang akan dicakup dalam rencan harus dipertimbangkan.
Factor waktu lainnya yang mempengaruhi perencanaan
adalah seberapa sering rencana-rencana harus ditinjau kembali dan diperbaiki..ini
tergantung sumber daya yang tersedia dan drajat ketetapan perencanaan
manajemen.
Waktu perkiraan akan menjadi masukan penting sebagai
teknik lainnya digunakan untuk mengatur struktur dan semua proyek. Menggunakan
teknik estimasi waktu yang baik dapat mengurangi proyek-proyek besar ke
sejumlah proyek-proyek kecil.
MISI DAN TUJUAN ORGANISASI
Dalam suatu
organisasi tujuan merupakan hal utama dalam suatu organisasi.Seperti
pengertiannya bahwa suatu wadah yang menampung dimana orang berkumpul dan
bekerjasama dalam mencapai sesuatu.dari situ sudah dapat kita ambil intisarinya
yang utamanya adalah pencapaian tujuan.Menetapkan tujuan organisasi memberikan
arah dan menghindarkan organisasi dari kekacauan,karna akan terstruktur.Tujuan
dapat membantu memotivasi anggota dengan mengkomunikasikan apa organisasi ini
berjuang untuk serta menyediakan dasar mengakui prestasi dan
keberhasilan.Organisasi yang tujuan ditetapkan lebih efektif dalam merekrut
anggota.Dalam tujuan organisasi terdapat 3 tingkatan.
1. Tujuan atau Misi adalah umum,pernyataan
luas yang menceritakan mengapa organisi itu ada.biasanya tidak berubah dari
tahun ke tahun dan sering pernyataan pertama dalam konstitusi
2. Tujuan adalah pernyataan yang menjelaskan
apa yang organisasi ingin dicapai,yang berasal dari tujuan ataupun misi.Tujuan
adalah ujung kearah mana usaha anda yang akan diarahkan dan sering berubah dari
panjang untuk istilah atau tahun ke tahun,tergantung pada sifat kelompok
3. Tujuan adalah deskripsi dari apa yang
harus dilakukan,berasal dari tujua,spesifik yang jelas laporan tugas terukur
yang akan dicapi sebagai langkah kearah menjacapi tujuan.
Mereka
berifat jangka pendek dan memiliki batas waktu.Menetapkan tujuan bersama adalah
tatap menjadi sebuah tujuan kelompok.hal ini menciptakan banyak hasil yang
positif karena orang akan mendukung dan bertanggung jawab untuk apa yang akan
meraka menciptakan.
Sebelum
organisasi menentukan tujuannya, terlebih dulu menetapkan misi / maksud
organisasi. Misi adalah suatu pernyataan umum dan abadi tentang maksud
organisasi. Sedangkan Misi organisasi adalah maksud khas (unik) dan mendasar
yang membedakan organisasi dari organisasi-organisasi lainnya dan
mengidentifikasikan ruang lingkup operasi dalam hal produk dan pasar.
Etzioni
mendefinisikan tujuan organisasi sebagai :
1. Suatu pernyataan tentang keadaan yang
diinginkan dimana organisasi bermaksud untuk merealisasikan
2. Pernyataan tentang keadaan di waktu yang
akan datang di mana organisasi sebagai kolektifitas mencoba untuk
menimbulkannya
Berbagai Fungsi Tujuan Organisasi:
1. Pedoman Bagi Kegiatan, melalui
penggambaran hasil-hasil di waktu yang akan datang. Fungsi tujuan memberikan
arah dan pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus
dilakukan
2. Sumber Legitimasi, akan meningkatkan
kemampuan organisasi untuk mendapatkan sumber daya dan dukungan dari lingkungan
di sekitarnya
3. Standar Pelaksanaan, bila tujuan
dilaksanakan secara jelas dan dipahami, akan memberikan standar langsung bagi
penilaian pelaksanaan kegiatan (prestasi) organisasi
4. Standar Motivasi, berfungsi sebagai
motivasi dan identifikasi karyawan yang penting. Dalam kenyataannya, tujuan
organisasi sering memberikan insentif bagi para anggota
5. Dasar Rasional Pengorganisasian, tujuan
organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi
Managemen By Objective
Management
by Objective ( MBO ) digagas pertama kali oleh Peter F.Drucker yang merupakan
profesor, praktisi konsultan manajemen dari Claremont Graduate University atau
sekarang dikenal dengan nama Peter F.Drucker and Masatoshi Uto Graduate School
of Management.
MBO digagas
pada tahun 1954, dengan tujuan agar para perusahaan dapat berjalan baik harus
menetapkan sasaran yang jelas dan secara terpadu agar goal atau tujuan dapat
tercapai secara efektif. MBO mendorong setiap tingkatan manajemen berkomitmen
untuk partisipasi dalam mencapai rencana yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Dalam pelaksanaan MBO ini harus ada kesepakatan antara karyawan dan pimpinan,
agar mereka melaksanakan dan memiliki komitmen yang sama, yaitu :
•Tujuan yang
ingin dicapai oleh setiap bagian / bawahan.
•Perencanaan
yang akan dilakukan setiap divisi, untuk mendukung tujuan bersama.
•Standard
pengukuran keberhasilan pencapaian tujuan.
• Prosedur
untuk mengevaluasi keberhsilan pencapaian tujuan.
Tipe-tipe keputusan dapat dibagi
menjadi 3 yaitu:
1. Keputusan-keputusan yang di program(programmed
decisions) adalah satu keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan dan
prosedur.keputusan ini rutin dan dilakukan berulang-ulang.
2.
Keputusan-keputusan yang tidak di program(non-programmed
decisions)adalah suatu keputusan yang berkenan dengan masalah-masalah khusus ,
khas dan tidak terbiasa.
3.
Keputusan-keputusan dengan kepastian , resiko dan ketidak pastian, dimana pembuatan keputusannya untuk masa depan atau masa
yang akan datang.
Proses pengambilan keputusan
menurut Scott
dan Mitchell, Proses pengambilan keputusan meliputi:
Proses
pencarian/penemuan tujuan
Formulasi
tujuan
Pemilihan
Alternatif
Mengevaluasi
hasil-hasil
Pendekatan
konperhensif lainnya adalah dengan menggunakan analisis sistem, Menurut ELBING
ada lima langkah dalam proses pengambilan keputusan:
Identifikasi
dan Diagnosa masalah
Pengumpulan
dan Analisis data yang relevan
Pengembangan
dan Evaluasi alternative alternative
Pemilihan
Alternatif terbaik
Implementasi
keputusan dan Evaluasi terhadap hasil-hasil
Proses
pengambilan keputusan dalam organisasi
ialah kumpulan yang terdiri dari beberapa orang untuk mencapai tujuan
bersama, didalam organisasi rentan terjadinya selisih pendapat begitu juga
keputusan dalam mengambil sikap, dapat diartikan cara organisasi dalam
pengambilan keputusan. Dalam proses pengambilan keputusan ada beberapa metode
yang sering di gunakan oleh para pemimpin, yaitu :
1.Kewenangan
Tanpa Diskusi (Authority Rule Without Discussion)
Metode
pengambilan keputusan ini seringkali digunakan oleh para pemimpin otokratik
atau dalam kepemimpinan militer. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, yaitu
cepat, dalam arti ketika organisasi tidak mempunyai waktu yang cukup untuk
memutuskan apa yang harus dilakukan. Selain itu, metode ini cukup sempurna
dapat diterima kalau pengambilan keputusan yang dilaksanakan berkaitan dengan
persoalan-persoalan rutin yang tidak mempersyaratkan diskusi untuk mendapatkan
persetujuan para anggotanya.
Namun
demikian, jika metode pengambilan keputusan ini terlalu sering digunakan, ia
akan menimbulkan persoalan-persoalan, seperti munculnya ketidak percayaan para
anggota organisasi terhadap keputusan yang ditentukan pimpinannya, karena
mereka kurang bahkan tidak dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan akan memiliki kualitas yang lebih bermakna, apabila
dibuat secara bersama-sama dengan melibatkan seluruh anggota kelompok,daripada
keputusan yang diambil secara individual.
2.Pendapat
Ahli (expert opinion)
Kadang-kadang
seorang anggota organisasi oleh anggota lainnya diberi predikat sebagai ahli
(expert), sehingga memungkinkannya memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk
membuat keputusan. Metode pengambilan keputusan ini akan bekerja dengan baik,
apabila seorang anggota organisasi yang dianggap ahli tersebut memang
benar-benar tidak diragukan lagi kemampuannya dalam hal tertentu oleh anggota
lainnya.
Dalam banyak
kasus, persoalan orang yang dianggap ahli tersebut bukanlah masalah yang
sederhana, karenasangat sulit menentukan indikator yang dapat mengukur orang
yang dianggap ahli (superior). Ada yang berpendapat bahwa orang yang ahli
adalah orang yang memiliki kualitas terbaik; untuk membuat keputusan, namun
sebaliknya tidak sedikit pula orang yang tidak setuju dengan ukuran tersebut.
Karenanya, menentukan apakah seseorang dalam kelompok benar-benar ahli adalah
persoalan yang rumit.
3.Kewenangan
Setelah Diskusi (authority rule after discussion)
Sifat
otokratik dalam pengambilan keputusan ini lebih sedikit apabila dibandingkan
dengan metode yang pertama. Karena metode authority rule after discussion ini
pertimbangkan pendapat atau opini lebih dari satu anggota organisasi dalam
proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, keputusan yang diambil melalui
metode ini akan mengingkatkan kualitas dan tanggung jawab para anggotanya
disamping juga munculnya aspek kecepatan (quickness) dalam pengambilan
keputusan sebagai hasil dari usaha menghindari proses diskusi yang terlalu
meluas. Dengan perkataan lain, pendapat anggota organisasi sangat diperhatikan
dalam proses pembuatan keputusan, namun perilaku otokratik dari pimpinan,
kelompok masih berpengaruh.
Metode
pengambilan keputusan ini juga mempunyai kelemahan, yaitu pada anggota
organisasi akan bersaing untukmempengaruhi pengambil atau pembuat keputusan.
Artinya bagaimana para anggota organisasi yang mengemukakan pendapatnya dalam
proses pengambilan keputusan, berusaha mempengaruhi pimpinan kelompok bahwa
pendapatnya yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan.
4.
Kesepakatan (consensus)
Kesepakatan
atau konsensus akan terjadi kalau semua anggota dari suatu organisasi mendukung
keputusan yang diambil. Metode pengambilan keputusan ini memiliki keuntungan,
yakni partisipasi penuh dari seluruh anggota organisasi akan dapat meningkatkan
kualitas keputusan yang diambil, sebaik seperti tanggung jawab para anggota
dalam mendukung keputusan tersebut. Selain itu metode konsensus sangat penting
khususnya yang berhubungan dengan persoalan-persoalan yang kritis dan kompleks.
Namun
demikian, metodepengambilan keputusan yang dilakukan melalui kesepakatn ini,
tidak lepas juga dari kekurangan-kekurangan. Yang paling menonjol adalah
dibutuhkannya waktu yang relatif lebih banyak dan lebih lama, sehingga metode
ini tidak cocok untuk digunakan dalam keadaan mendesak atau darurat
Keterlibatan Bawahan Dalam Pembuatan
Keputusan
Para manejer
akan sulit untuk membuat keputusan tanpa melibatkan bawahan, keterlibatan ini
dapat formal, seperti pengunaan kelompok dalam pembuatan keputusan, atau
informal, seperti permintaan akan gagasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar