A. Pengertian Bilangan
Bilangan adalah suatu konsep matematika yang digunakan untuk pencacahan dan pengukuran. Simbol ataupun lambang yang digunakan untuk mewakili
suatu bilangan disebut sebagai angka atau
lambang bilangan. Dalam matematika, konsep bilangan selama bertahun-tahun
lamanya telah diperluas untuk meliputi bilangan nol, bilangan negatif, bilangan rasional, bilangan irasional, dan bilangan kompleks. Bilangan adalah suatu ide yang bersifat abstrak yang
akan memberikan keterangan mengenai banyaknya suatu kumpulan benda. Lambang
bilangan biasa dinotasikan dalam bentuk tulisan sebagai angka.
Prosedur-prosedur tertentu yang mengambil bilangan sebagai masukan dan
menghasil bilangan lainnya sebagai keluran, disebut sebagai operasi numeris. Operasi uner mengambil
satu masukan bilangan dan menghasilkan satu keluaran bilangan. Operasi yang
lebih umumnya ditemukan adalah operasi biner, yang
mengambil dua bilangan sebagai masukan dan menghasilkan satu bilangan sebagai
keluaran. Contoh operasi biner adalah penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, perpangkatan, dan perakaran. Bidang
matematika yang mengkaji operasi numeris disebut sebagai aritmetika.
Bilangan
Kompleks.
Bilangan kompleks adalah suatu bilangan yang merupakan
penjumlahan antara bilangan real dan bilangan imajiner atau bilangan yang
berbentuk a + bi.
Dimana a dan b adalah bilangan
real, dan i adalah bilangan imajiner tertentu. Bilangan real a
disebut juga bagian real dari bilangan kompleks, dan bilangan real b
disebut bagian imajiner. Jika pada suatu bilangan kompleks, nilai b
adalah 0, maka bilangan kompleks tersebut menjadi sama dengan bilangan real a.
Contoh :
{3 + 2i}
Jadi bilangan kompleks adalah bilangan yang
anggota-anggotanya (a+bi) dimana a, b ϵ R, i2 = -1, dengan a bagian riil dan b
bagian imajiner.
Contoh: 2-3i, 8+2
Bilangan
Imajiner
Bilangan imajiner adalah bilangan i (satuan imajiner)
dimana i adalah lambang bilangan baru yang bersifat i2 = -1. Bilangan imajiner
merupakan bilangan yang mempunyai sifat i2 = −1.
Bilangan ini merupakan bagian dari bilangan kompleks. Secara definisi, bilangan
imajiner i ini diperoleh dari penyelesaian persamaan kuadratik :
x2 + 1 = 0
atau secara ekuivalen
x2 = -1
atau juga sering dituliskan sebagai
x = √-1
Contoh: i, 4i, 5i
Bilangan
Real
Bilangan real atau bilangan riil menyatakan
bilangan yang dapat dituliskan dalam bentuk decimal, seperti 2,86547… atau
3.328184. Dalam notasi penulisan bahasa
Indonesia, bilangan desimal adalah bilangan yang memiliki angka di belakang
koma “,” sedangkan menurut notasi ilmiah, bilangan desimal adalah bilangan yang
memiliki angka di belakang tanda titik “.”. Bilangan real meliputi bilangan
rasional, seperti 42 dan −23/129, dan bilangan irrasional, seperti π dan √2, dan dapat direpresentasikan sebagai salah satu titik dalam garis
bilangan.
Himpunan semua bilangan real dalam matematika
dilambangkan dengan R (berasal dari kata “real”).
Contoh: log 10, 5/8, -3, 0, 3
Bilangan
Irrasional
Dalam matematika, bilangan irasional adalah bilangan riil yang tidak bisa dibagi (hasil baginya tidak pernah
berhenti). Dalam hal ini, bilangan irasional tidak bisa dinyatakan sebagai a/b,
dengan a dan b sebagai bilangan bulat dan b tidak sama dengan nol. Jadi bilangan irasional
bukan merupakan bilangan rasional. Contoh
yang paling populer dari bilangan irasional ini adalah bilangan π, , dan bilangan e.
Bilangan π sebetulnya tidak tepat, yaitu kurang lebih
3.14, tetapi
= 3,1415926535.... atau
= 3,14159 26535 89793 23846 26433 83279 50288 41971
69399 37510...
Untuk bilangan :
= 1,4142135623730950488016887242096.... atau
= 1,41421 35623 73095 04880 16887 24209 69807 85696
71875 37694 80731 76679 73798..
dan untuk bilangan e:
= 2,7182818....
Bilangan
Rasional
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat
dinyatakan sebagai p/q dimana p,q ϵ bulat dan q ≠ 0 atau dapat dinyatakan
sebagai suatu bilangan desimal secara berulang ulang. Bilangan rasional juga
merupakan bilangan yang dapat dinyatakan sebagai a/b dimana a, b
bilangan bulat dan b tidak sama dengan 0. dimana batasan dari bilangan rasional
adalah mulai dari selanga (-∞, ∞).
Bilangan bisa dikatakan dapat dibagi menjadi 2 sekup
besar yaitu bilangan rasional dan bilangan irasional. Bila kita
mengatakan bilangan rasional berarti di dalamnya sudah mencakup
bilangan-bilangan lain seperti: bilangan bulat, bilangan asli, bilangan cacah, bilangan prima dan bilangan-bilangan lain yang menjadi subset dari
bilangan rasional.
Contoh dari bilangan rasional:
Contoh dari bilangan rasional:
Jika a/b = c/d maka, ad
= bc.
Bilangan rasional juga
merupakan bilangan-bilangan yang merupakan rasio (pembagian) dari dua angka
(integer) atau dapat dinyatakan dengan a/b, dimana a
merupakan himpunan bilangan bulat dan b merupakan himpunan bilangan
bulat tetapi tidak sama dengan nol.
Contoh :
{½, ⅓, ⅔, ⅛, ⅜, ⅝, ⅞, ...}
Bilangan pecahan/ pecahan-pecahan termasuk sekumpulan
bilangan rasional.
Pecahan desimal adalah pecahan-pecahan dengan bilangan
penyebut 10, 100, dst. { 1/10, 1/100, 1/1000 }, semua bilangan ini dapat
ditemukan dalam garis-garis bilangan.
Sebuah bilangan asli dapat
dinyatakan dalam bentuk bilangan rasional. Sebagai contoh bilangan asli 2
dapat dinyatakan sebagai 12/6 atau 30/15 dan sebagainya.
Bilangan Rasional
diberi lambang Q (berasal dari bahasa Inggris “quotient”).
Contoh: -2,2/7,5,2/11,….
Contoh: -2,2/7,5,2/11,….
Bilangan
Cacah
Bilangan cacah yaitu bilangan yang dimulai dari angka
0 (nol) sampai tak terhingga, yaitu: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, ..., dan seterusnya.
Bilangan Asli
Bilangan Asli yaitu bilangan yang dimulai dari angka 1
(satu) sampai tak terhingga, yaitu: 1, 2, 3, 4, 5, 6, ..., dan seterusnya.
Bilangan Prima
Bilangan Prima yaitu bilangan asli yang tepat
mempunyai 2 faktor, yaitu 1 dan bilangan itu sendiri, yaitu: 2, 3, 5, 7, 11,
13, ..., dan seterusnya.
Bilangan
Pecahan
Bilangan pecahan adalah bilangan yang disajikan/
ditampilkan dalam bentuk a/b; dimana a, b bilangan bulat dan b ≠
0.
A disebut pembilang
dan B disebut penyebut.
Bilangan
pecahan adalah bilangan yang dapat dinyatakan sebagai p/q, dengan p dan q
adalah bilangan bulat dan q ≠0. Bilangan p disebut pembilang dan bilangan q
disebut penyebut. Pecahan dapat dikatakan senilai apabila pecahan tersebut
mempuyai nilai atau bentuk paling sederhana sama.
Contoh:
5/7; 5 dikatakan sebagai pembilang dan 7 dikatakan sebagai penyebut
10/45; 10 dikatakan sebagai pembilang dan 45 dikatakan sebagai penyebut
5/7; 5 dikatakan sebagai pembilang dan 7 dikatakan sebagai penyebut
10/45; 10 dikatakan sebagai pembilang dan 45 dikatakan sebagai penyebut
Berikut ini
merupakan jenis-jenis pecahan:
1) Pecahan Biasa
Yaitu pecahan dengan pembilang dan
penyebutnya merupakan bilangan bulat
Contoh:
1/4 , 2/5 , 9/10
2) Pecahan Murni
Yaitu pecahan yang pembilang dan penyebutnya merupakan
bilangan bulat dan berlaku pembilang kurang atau lebih kecil dari penyebut.
Pecahan murnai dapat dikatakan sebagai pecahan biasa tetapi pecahan biasa belum
tentu dapat dikatakan sebagai pecahan murni
Contoh:
1/6 , 3/5, 7/15
3) Pecahan campuran
Pecahan yang terdiri atas bagian
bilangan bulat dan bagian pecahan murni
Contoh:
3 ½, 4 ½, 5 ¾,
4) Pecahan desimal
Yaitu pecahan dengan penyebut 10,
100, 1000, dan seterusnya, dan ditulis dengan tanda koma,
Contoh:
0,4; 4,6; 9,2
5) Persen atau perseratus
pecahan dengan penyebut 100
dan dilambangkan dengan %
Contoh:
4% artinya 4/100
35% artinya 35/100
6) Permil atau perseribu
Yaitu pecahan dengan penyebut 1.000
dan dilambangkan dengan%0
Contoh:
8%0 artinya 8/1000
125%0 artinya 125/1000.
Bilangan
Bulat
1. Bilangan bulat terdiri dari bilangan bulat negatif,
nol, dan bilangan bulat positif.
2. Sifat-sifat penjumlahan pada bilangan bulat:
a. Sifat tertutup
Untuk setiap bilangan bulat a dan b,
berlaku a + b = c dengan c juga bilangan bulat.
b. Sifat komutatif
Untuk setiap bilangan bulat a dan b, selalu berlaku a + b
= b + a.
c. Sifat asosiatif
Untuk setiap bilangan bulat a, b, dan c selalu berlaku (a
+ b) + c = a + (b + c).
d. Mempunyai unsur identitas
Untuk sebarang bilangan bulat a, selalu berlaku
a + 0 = 0 + a. Bilangan nol (0) merupakan unsur identitas pada
penjumlahan.
e. Mempunyai invers
Untuk setiap bilangan bulat a, selalu berlaku a
+ (–a) = (–a) + a = 0. Invers dari a adalah –a,
sedangkan invers dari –a adalah a.
3. Jika a dan b bilangan bulat maka
berlaku a – b = a + (–b).
4. Operasi pengurangan pada bilangan bulat berlaku
sifat tertutup.
5. Jika p dan q bilangan bulat maka
a. p x q = pq;
b. (–p) x q = –(p x q) = –pq;
c. p x (–q) = –(p x q)
= –pq;
d. (–p) x (–q) = p x q =
pq.
6. Untuk setiap p, q, dan r bilangan
bulat berlaku sifat
a. tertutup terhadap operasi perkalian;
b. komutatif: p x q = q x p;
c. asosiatif: (p x q) x r = p x (q
x r);
d. distributif perkalian terhadap penjumlahan: p x
(q + r) = (p x q) + (p x r);
e. distributif perkalian terhadap pengurangan: p x
(q – r) = (p x q) – (p x r).
7. Unsur identitas pada perkalian adalah 1, sehingga
untuk setiap bilangan bulat p berlaku p x 1 = 1 x p = p.
8. Pembagian merupakan operasi kebalikan dari
perkalian.
9. Pada operasi pembagian bilangan bulat tidak
bersifat tertutup.
10. Apabila dalam suatu operasi hitung campuran
bilangan bulat tidak terdapat tanda kurung, pengerjaannya berdasarkan
sifat-sifat operasi hitung berikut.
a. Operasi penjumlahan (+) dan pengurangan (–) sama
kuat, artinya operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih
dahulu.
b. Operasi perkalian ( x ) dan pembagian (:) sama
kuat, artinya operasi yang terletak di sebelah kiri dikerjakan terlebih
dahulu.
c. Operasi perkalian ( x ) dan pembagian (:) lebih
kuat daripada operasi penjumlahan (+) dan pengurangan (–), artinya operasi
perkalian ( x ) dan pembagian (:) dikerjakan terlebih dahulu daripada operasi
penjumlahan (+) dan pengurangan (–).
Jadi bilangan bulat adalah bilangan yang terdiri dari
seluruh bilangan baik negatif, nol dan positif.
Contoh: -3,-2,-1,0,1,2,3,….
Contoh: -3,-2,-1,0,1,2,3,….
#Bilangan
Negatif
Bilangan negatif (integer
negatif) adalah bilangan yang lebih kecil/ kurang dari nol. Atau juga bisa
dikatakan bilangan yang letaknya disebelah kiri nol pada garis bilangan.
Contoh :
{-1, -2, -3, -4, -5, -6, -7, -8,
-9, ...}
Sejarah
Bilangan adalah bilangan irasional.
Menurut sejarah, penemu bilangan irasional adalah Hippasus dari Metapontum (ca. 500 SM).
Sayangnya, penemuannya tersebut justru menyebabkan ia dihukum mati oleh Pythagoras karena dianggap penganut ajaran sesat.
Dalam doctorate in Absentia-nya di tahun 1799, A new proof of the theorem that every integral rational algebraic function of one variable can be resolved into real factors of the first or second degree, Gauss memberikan bukti teorema fundamental aljabar yang menyatakan bahwa setiap-tiap dari polinomial variabel tunggal bukan-konstanta dengan koefisien kompleks memiliki paling sedikit atau setidaknya satu akar kompleks. Namun banyak matematikawan termasuk Jean le Rond d'Alembert yang memberikan bukti yang salah pada awalnya,dan disertasi Gauss juga banyak mengkritik kerja d'Alembert.
Namun sekali lagi, ironisnya, dengan menggunakan standar sekarang percobaan milik Gauss tidak dapat diterima, yang menyebabkan penggunaan secara implisit teorema Kurva Jordan di dalam kurva fraktal. Bagaimanapun, dia secara berkelanjutan memberikan tiga bukti yang lain,yang terakhir pada 1849 yang dikenal sukar. Upayanya dalam mengklarifikasi konsep mengenai bilangan kompleks memang banyak dibicarakan (dari contoh bilangan irasional paling terkenal :,memecahnya dengan menempatkan minus pada satu tingkat dibawah sumbu imajiner dan x pada sumbu positif real,Gauss mengubah bilangan irasional yang sebelumnya dianggap bilangan antara ada dan tiada menjadi dapat diperhitungkan, lihat secara khusus polar kompleks).
Gauss juga memberikan kontribusi sangat penting bagi teori bilangan. Di dalam bukunya di tahun 1801, Disquisitiones Arithmeticae (bahasa Latin:, Investigasi Aritmetika), yang mana, dalam banyak hal, Gauss memperkenalkan penggunaan notasi ≡ untuk kekongruenan dan menggunakannya dalam presentasi yang baik di dalam aritmetika modular.
Abad ke-19 menyaksikan perkembangan cepat konsep bilangan imajiner di tangan Abraham de Moivre,dan secara khusus Leonhard Euler, yang menjadikannya lebih berdaya guna. Penyelesaian teori mengenai bilangan kompleks di abad ke-19 membedakan bilangan irasional menjadi bilangan aljabar dan transenden. Bukti keberadaan bilangan transenden, dan menjamurnya studi-studi saintifik mengenai teori bilangan irasional telah lama dipikirkan sejak Euclid. Tahun 1872 menyaksikan publikasi dari teori-teori dari Karl Weierstrass (oleh muridnya, Ernst Kossak), Eduard Heine (Crelle's Journal, 74), Georg Cantor (Annalen, 5), dan Richard Dedekind. Meray memulai pada 1869,sama dengan Heine, tetapi teorinya dikutip secara umum pada 1872.
Pecahan kontinyu, yang berhubungan dekat dengan bilangan irasional, mendapat perhatian di tangan Euler, dan akhirnya,fajar abad ke-19 benar-benar dibawa menuju keagungan lewat tulisan-tulisan Joseph Louis Lagrange. Dirichlet juga menambahkan dalam teori umumnya, seperti juga banyak sekali kontributor untuk penerapan mengenai subyek ini.
Dalam doctorate in Absentia-nya di tahun 1799, A new proof of the theorem that every integral rational algebraic function of one variable can be resolved into real factors of the first or second degree, Gauss memberikan bukti teorema fundamental aljabar yang menyatakan bahwa setiap-tiap dari polinomial variabel tunggal bukan-konstanta dengan koefisien kompleks memiliki paling sedikit atau setidaknya satu akar kompleks. Namun banyak matematikawan termasuk Jean le Rond d'Alembert yang memberikan bukti yang salah pada awalnya,dan disertasi Gauss juga banyak mengkritik kerja d'Alembert.
Namun sekali lagi, ironisnya, dengan menggunakan standar sekarang percobaan milik Gauss tidak dapat diterima, yang menyebabkan penggunaan secara implisit teorema Kurva Jordan di dalam kurva fraktal. Bagaimanapun, dia secara berkelanjutan memberikan tiga bukti yang lain,yang terakhir pada 1849 yang dikenal sukar. Upayanya dalam mengklarifikasi konsep mengenai bilangan kompleks memang banyak dibicarakan (dari contoh bilangan irasional paling terkenal :,memecahnya dengan menempatkan minus pada satu tingkat dibawah sumbu imajiner dan x pada sumbu positif real,Gauss mengubah bilangan irasional yang sebelumnya dianggap bilangan antara ada dan tiada menjadi dapat diperhitungkan, lihat secara khusus polar kompleks).
Gauss juga memberikan kontribusi sangat penting bagi teori bilangan. Di dalam bukunya di tahun 1801, Disquisitiones Arithmeticae (bahasa Latin:, Investigasi Aritmetika), yang mana, dalam banyak hal, Gauss memperkenalkan penggunaan notasi ≡ untuk kekongruenan dan menggunakannya dalam presentasi yang baik di dalam aritmetika modular.
Abad ke-19 menyaksikan perkembangan cepat konsep bilangan imajiner di tangan Abraham de Moivre,dan secara khusus Leonhard Euler, yang menjadikannya lebih berdaya guna. Penyelesaian teori mengenai bilangan kompleks di abad ke-19 membedakan bilangan irasional menjadi bilangan aljabar dan transenden. Bukti keberadaan bilangan transenden, dan menjamurnya studi-studi saintifik mengenai teori bilangan irasional telah lama dipikirkan sejak Euclid. Tahun 1872 menyaksikan publikasi dari teori-teori dari Karl Weierstrass (oleh muridnya, Ernst Kossak), Eduard Heine (Crelle's Journal, 74), Georg Cantor (Annalen, 5), dan Richard Dedekind. Meray memulai pada 1869,sama dengan Heine, tetapi teorinya dikutip secara umum pada 1872.
Pecahan kontinyu, yang berhubungan dekat dengan bilangan irasional, mendapat perhatian di tangan Euler, dan akhirnya,fajar abad ke-19 benar-benar dibawa menuju keagungan lewat tulisan-tulisan Joseph Louis Lagrange. Dirichlet juga menambahkan dalam teori umumnya, seperti juga banyak sekali kontributor untuk penerapan mengenai subyek ini.
Bilangan irrasional juga merupakan bilangan real yang tidak bisa dibagi atau lebih tepatnya hasil
baginya tidak pernah berhenti. Sehingga tidak bisa dinyatakan a/b.
Contoh :
π
= 3,141592653358……..
√2 = 1,4142135623……..
e
= 2,71828281284590…….
Contoh: log 2, e, √7, i
Refrensi :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar